Kamis, 14 Maret 2013

TUGAS REVIEW HASIL DISKUSI KELOMPOK 2 "TUJUAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN SEBAGAI DASAR MOTIVASI"

Jawaban Pertanyaan

1.  Rahmi Nike Rosahin (A1B110035)
Apakah ada hubungan antara tujuan akhir dan tujuan intermedier dengan tujuan pengajaran yang dilakukan seorang guru. Berikan alasannya! Jika ada bagaimana kita sebagai calon guru menyiapkan hal tersebut untuk anak didik kita nanti?
Jawaban:
Hubungan antara tujuan akhir dan tujuan intermedier memiliki hubungan yang erat dengan tujuan pengajaran yang dilakukan oleh guru.  Tujuan pengajaran yang dimiliki oleh guru haruslah sesuai dan sejalan dengan tujuan akhir dan tujuan intermedier  yang telah ditetapkan secara universal. Jika tujuan pengajaran guru tidak sesuai, itu artinya jalan menuju tercapainya tujuan akhir akan terhambat dan tidak tercapai. Jadi, tercapainya tujuan pengajaran akan menjadi awal tercapainya tujuan akhir dan tujuan intermedier. Mengenai hal apa yang harus disiapkan sebagai calon guru, tentunya kita harus memahami dulu tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran itu sendiri. Jika kita telah paham tentunya kita memiliki arah yang jelas dalam memberikan pelajaran dan kita dapat menanamkan nilai-nilai kepada siswa dengan pemberian pengalaman, mungkin bisa melalui model pembelajaran dan penggunaan media
.
2.  Muklis Dwi Putra (A1B110038)
"Dengan menyadari dan memahami “siapa Dia”, ”mengapa dia diadakan kedunia ini”, dan “harus kemana nantinya”. Konsepsi seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar-mengajar."
Saya pernah membaca ada konsep yang mirip dengan konsepsi diatas dari buku yang membahas ilmu tauhid dalam agama Islam yang bahasannya mirip dengan kutipan makalah kelompok kalian. yang berbunyi "Siapa yang menciptakan dirinya (manusia)?", "hidup di dunia untuk apa?", dan "kemana ia setelah kehidupan ini?"
Pertanyaan saya mengapa konsep yang saya baca itu mirip dengan konsepsi yang kelompok kalian sampaikan?
Apakah ada kemungkinan kalau konsep itu  awalnya dari buku yang saya baca kemudian diubah atau bagaimana?
Jawaban:
1)    Konsepsi tersebut pada hakikatnya sama karena tujuan dalam agama juga menjadi dasar terbentuknya tujuan akhir pendidikan merupakan landasan filosofis yang berasal dari pemikiran-pemikiran terdahulu. Konsep itu juga tidak hanya ada pada agama Islam saja, tetapi semua agama juga mengenal konsep tersebut.
2)   konsepsi tersebut berasal dari pemikiran-pemikiran terdahulu yang mungkin tidak hanya berasal dari agama Islam saja karena sebenarnya konsep tersebut merupakan konsep tujuan secara global.

3.  Dessy Amelia (A1B110024)
Di atas sudah kalian paparkan bahwa Tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah ingin membentuk manusia yang Pancasilais, yang ingin membentuk manusia-manusia pembangunan. Nah, yang ingin saya tanyakan
1.     Apa yang dimaksud dengan manusia-manusia pembangunan itu?
2.    Manusia pancasilais itu seperti apa, apakah sama dengan manusia pembangunan, karena saya belum memahami dari kalimat-kalimat di atas?
Jawaban:
1)    Manusia pembangunan merupakan manusia yang dapat mengaktualisasikan potensi yang ada di dalam dirinya, mempunyai inisiatif, dan dapat memecahkan bermacam persoalan yang terjadi. Kita dapat menyimpulkan bahwa setiap pembangunan tidak hanya berurusan dengan produksi atau distribusi barang-barang material, nonmaterial juga dapat dikatakan sebagai pembangunan.
2)   Manusia pancasila adalah manusia yang bisa menghayati dan mengamalkan sila-sila pancasila. Menurut kami sama, karena pada dasarnya kedua manusia tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu membentuk manusia yang berkarakter serta berupaya untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan manusia itu sendiri. Jika dilihat dari ciri-ciri manusia pembangunan dan sila-sila pancasila, secara umum sama saja. Inti dari keduanya adalah manusia yang mampu menempatkan dirinya menjadi rekan sesama manusia (sosial) sekaligus menjadi hamba Tuhan pada saat yang bersamaan. Jika kedua hal tersebut ada pada diri seseorang secara utuh, bisa dikatakan orang tersebut merupakan manusia pembangunan dan pancasilais, itu artinya pendidikan baik formal maupun yang diajarkan oleh lingkungan bisa dikatakan berhasil.

4.  Rina Rahmawati (A1B110002)
Untuk mencapai tujuan akhir maupun tujuan intermedier. Kira-kira menurut kelompok, apa sih yang menjadi hambatan dalam mencapai tujuan2 tersebut? lalu bagaimana cara mengatasinya?
          Jawaban:
Hambatan  yang sering terjadi adalah proses belajar mengajar yang kurang baik. Contohnya guru yang tidak bertanggung jawab dengan tujuannya, yang bisanya hanya memberikan tugas dan menilai hanya berdasarkan felling saja. Jangankan tujuan akhir dan intermedier, tujuan pembelajaran saja sulit untuk tercapai. Solusinya, jadilah guru yang profesional dalam mengajar jangan sampai mengabaikan tujuan dari pengajaran itu sendiri. Jika guru bisa profesional dan terus menambah wawasan, kurikulum seperti apapun akan bisa diterapkan di dalam proses belajar mengajar. Jika guru dapat menguasai kelas dan mampu memotivasi siswa dengan baik melalui model pembelajaran yang menarik, siswa seperti apapun akan mudah dihadapi. Jika sudah begitu, tujuan pendidikanpun senantiasa perlahan akan mulai tercapai.

5.  Maulida Astuti (A1B110023)
Kalian menyebutkan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional. Apakah dengan dilaksanakannya ujian nasional, tujuan pendidikan nasional itu sudah tercapai? Menurut kalian, apakah ujian nasional itu perlu?
Jawaban:
Menurut kami perlu, karena UN adalah salah satu cara untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan nasional tercapai. Apabila tujuan ini belum tercapai maka pemerintah biasanya mengubah kurikulum atau UU pendidikan dan memberikan fasilitas kepada sekolah-sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, agar bisa bersaing dengam Negara maju.

6.  Ahdiar Rahmat (A1B110011)
Menurut kalian apakah sudah sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai? Berikan alasan penguatnya. Lalu apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi?
Jawaban:
Tidak sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai, karena  masih banyak siswa yang belum bisa mengaplikasikan dan mengamalkan apa yang telah mereka peroleh dari pengajaran ke dalam kehidupan sehari-hari.  Hal ini adalah salah satu alasan penguat tujuan akhir yang belum tercapai sepenuhnya. Hal  yang menyebabkan ini terjadi ada berbagai faktor, yaitu kurangnya fasilitas yang memadai, dan tenaga pengajar yang tidak optimal dalam memberikan pengajaran dan pendidikan kepada peserta didiknya.

Review
1.  Ringkasan materi
Dalam tujuan pendidikan dan pengajaran dikenal adanya tujuan akhir dan tujuan intermedier yang dijadikan dasar motivasi. Tujuan akhir bersifat filosofis dan politis. Filosofis dan bersifat politis karena tujuan itu ditetapkan sebagai undang-undang dan peraturan. Tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah ingin membentuk manusia yang Pancasilais, yang ingin membentuk manusia-manusia pembangunan.
Ada yang menyebutkan tujuan pendidikan itu pada hakikatnya memanusiakan manusia, atau mengantarkan anak didik untuk dapat menemukan jati dirinya. Tujuan ini memiliki arti filosofis, bahwa memanusiakan manusia, berarti ingin menempatkan manusia-manusia Indonesia sesuai dengan proporsi dan hakikat kemanusiaannya. Manusia yang mampu menemukan dirinya itulah sebenarnya yang dikatakan manusia yang utuh, manusia yang selaras, serasi dan seimbang, atau manusia pancasilais. Manusia yang seperti itulah yang diharapkan oleh seluruh bangsa Indonesia seperti dirumuskan dalam GBHN, yang merupakan manifestasi dari amanat pembukaan UUD 1945. Dalam konteks tujuan pendidikan atau pengajaran, terwujudnya manusia-manusia pembangunan itu adalah merupakan tujuan akhir.
Tujuan intermedier relative bersifat operasional, karena akan menunjuk langkah-langkah yang dapat dikerjakan melalui suatu proses. Tujuan pendidikan itu berjenjang, yakni tujuan pendidikan Nasional, Institusional, Kurikuler dan Instruksional/pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermedier yang paling langsung dalam kegiatan interaksi belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran, ada tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Bagi calon guru sangat penting mengetahui tujuan pendidikan dan pengajaran sebagai dasar motivasi. Melalui tujuan-tujuan tersebut, kita sebagai (calon) guru dapat memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar.

2.  Ringkasan Hasil Diskusi
Hubungan antara tujuan akhir dan tujuan intermedier memiliki hubungan yang erat dengan tujuan pengajaran yang dilakukan oleh guru.  Tujuan pengajaran yang dimiliki oleh guru haruslah sesuai dan sejalan dengan tujuan akhir dan tujuan intermedier  yang telah ditetapkan secara universal. Jika tujuan pengajaran guru tidak sesuai, itu artinya jalan menuju tercapainya tujuan akhir akan terhambat dan tidak tercapai. Jadi, tercapainya tujuan pengajaran akan menjadi awal tercapainya tujuan akhir dan tujuan intermedier. Mengenai hal apa yang harus disiapkan sebagai calon guru, tentunya kita harus memahami dulu tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran itu sendiri. Jika kita telah paham tentunya kita memiliki arah yang jelas dalam memberikan pelajaran dan kita dapat menanamkan nilai-nilai kepada siswa dengan pemberian pengalaman, mungkin bisa melalui model pembelajaran dan penggunaan media.
Dasar  terbentuknya tujuan akhir pendidikan merupakan landasan filosofis yang berasal dari pemikiran-pemikiran terdahulu. Konsep itu juga tidak hanya ada pada agama Islam saja, tetapi semua agama juga mengenal konsep tersebut.
Manusia pembangunan merupakan manusia yang dapat mengaktualisasikan potensi yang ada di dalam dirinya, mempunyai inisiatif, dan dapat memecahkan bermacam persoalan yang terjadi. Kita dapat menyimpulkan bahwa setiap pembangunan tidak hanya berurusan dengan produksi atau distribusi barang-barang material, nonmaterial juga dapat dikatakan sebagai pembangunan. Manusia pancasila adalah manusia yang bisa menghayati dan mengamalkan sila-sila pancasila. Menurut kami sama, karena pada dasarnya kedua manusia tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu membentuk manusia yang berkarakter serta berupaya untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan manusia itu sendiri. Jika dilihat dari ciri-ciri manusia pembangunan dan sila-sila pancasila, secara umum sama saja. Inti dari keduanya adalah manusia yang mampu menempatkan dirinya menjadi rekan sesama manusia (sosial) sekaligus menjadi hamba Tuhan pada saat yang bersamaan. Jika kedua hal tersebut ada pada diri seseorang secara utuh, bisa dikatakan orang tersebut merupakan manusia pembangunan dan pancasilais, itu artinya pendidikan baik formal maupun yang diajarkan oleh lingkungan bisa dikatakan berhasil.
Hambatan  untuk mencapai tujuan akhir dan intermedier yang sering terjadi adalah proses belajar mengajar yang kurang baik. Contohnya guru yang tidak bertanggung jawab dengan tujuannya, yang bisanya hanya memberikan tugas dan menilai hanya berdasarkan felling saja. Jangankan tujuan akhir dan intermedier, tujuan pembelajaran saja sulit untuk tercapai. Solusinya, jadilah guru yang profesional dalam mengajar jangan sampai mengabaikan tujuan dari pengajaran itu sendiri. Jika guru bisa profesional dan terus menambah wawasan, kurikulum seperti apapun akan bisa diterapkan di dalam proses belajar mengajar. Jika guru dapat menguasai kelas dan mampu memotivasi siswa dengan baik melalui model pembelajaran yang menarik, siswa seperti apapun akan mudah dihadapi. Jika sudah begitu, tujuan pendidikanpun senantiasa perlahan akan mulai tercapai.
UN adalah salah satu cara untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan nasional tercapai. Apabila tujuan ini belum tercapai maka pemerintah biasanya mengubah kurikulum atau UU pendidikan untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia, agar bisa bersaing dengam Negara maju.
Tidak sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai, karena  masih banyak siswa yang belum bisa mengaplikasikan dan mengamalkan apa yang telah mereka peroleh dari pengajaran ke dalam kehidupan sehari-hari.  Hal ini adalah salah satu alasan penguat tujuan akhir yang belum tercapai sepenuhnya. Hal  yang menyebabkan ini terjadi ada berbagai faktor, yaitu kurangnya fasilitas yang memadai, dan tenaga pengajar yang tidak optimal dalam memberikan pengajaran dan pendidikan kepada peserta didiknya.

.


Rabu, 06 Maret 2013

TUGAS MENJAWAB PERTANYAAN DI BLOG KELOMPOK 1


A.    Pertanyaan dan Jawaban

1.      Mina Emylia Olfah (A1B110004)
Pada faktor-faktor psikologis dalam belajar terdapat motivasi sebagai salah satu faktornya, yang ingin saya tanyakan motivasi seperti apa yang bagus untuk diterapkan seorang guru kepada siswanya agar mereka mau belajar dengan sungguh-sungguh bukan hanya satu atau dua hari saja mereka termotivasi tetapi motivasi yang berkelanjutan agar tercipta anak didik yang bukan hanya pintar tetapi juga cerdas dan kreatif.
            Jawaban:
Dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. . Pemberian motivasi yang tidak tepat bisa merusak perkembangan belajar siswa. Beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah antara lain: Memberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, Ego-involvement, Memberi ulangan, Mengetahui hasil, Pujian, Hukuman, Hasrat untuk belajar, minat, Tujuan yang diakui. Menurut kami, motivasi yang baik adalah membangkitkan minat siswa, karena dengan minat akan tercipta anak didik yang cerdas dan kreatif. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara berikut:
a.       membangkitkan adanya suatu kebutuhan;
b.      menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau;
c.       memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik;
d.      menerapkan berbagai macam metode pembelajaran.

2.      Rizky Setiawan (A1B110039)
"Pemahaman tidak hanya sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami."
Maksud dari memanfaatkan di sini bagaimana ya, Kakak?
            Jawaban:
Maksudnya adalah setiap ilmu yang didapat, hendaklah dimanfaatkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar ilmu itu menjadi berkah dan bermanfaat baik bagi siswa maupun orang-orang yang ada di sekitarnya.

3.      Adi Setiawan
"Namun ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis."
Maksud dari kata-kata itu bisa dijelaskan lah? Saya kurang paham di bagian itu?
Jawaban:
Stimulus artinya adalah dorongan atau rangsangan.
Jenis-jenis stimulus:
1.      Primary rinforcement: stimulus pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisiologis/ biologis.
2.      Positive reinforcement: Penyajian stimulus yang meningkatkan probabilitas suatu respon
3.      Negative rinforcement: Pembatasan stimulus yang tidak menyenangkan, yang jika dihentikan akan mengakibatkan probabilitas respon
4.      Hukuman: pemberian stimulus yang tidak menyenangkan misalnya: “Contradktion or reprimand”. Bentuk hukuman lain berupa penangguhan stimulus yang menyenangkan (removing adalah pelasant or reinforcing stimulus).
5.      Modifikasi tingkah laku guru : Perlakuan guru terhadap murid-murid berdasarkan minat dan kesenangan mereka.
Dapat disimpulkan bahwa stimulus itu tidak harus berhubungan dengan kebutuhan biologis (1) , tetapi stimulus juga berhubungan dengan hal-hal yang disebutkan pada jenis 2, 3, 4, dan 5 di atas.

4.      Rahmi Nike Rosahin (A1B110035)
Setelah membaca penjelasan kalian, ada sedikit pertanyaan yang ingin saya ajukan. Diantaranya ialah:
1. Kalian mengatakan bahwa hal terpenting dari belajar adalah pengalaman yang diperoleh bukannya nilai dari belajar tersebut. Bisakah kalian memberikan contoh konkret dari hal terpenting tersebut!
2. Paul Freire menyebutkan 2 model pendekatan yaitu pedagogy dan andragogy. Menurut kalian dari kedua model tersebut, manakah model yang paling tepat diterapkan seorang guru? Serta berikan alasannya!
Jawaban:
1)      Contoh konkretnya adalah ketika mata kuliah sanggar sastra, kita membuat film singkat. Selain nilai yang kita dapat, kita juga memiliki pengalaman dalam membuat film.
2)      model yang paling tepat menurut kami adalah model pendekatan andragogy, karena model ini menggunakan metode siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.

5.      Lia Rizky Amalia (A1B110014)
Pada BAB I bagian rumusan masalah, tujuan dan manfaat dalam makalah yang disajikan oleh kelompok, yaitu masing-masing pada poin keempat menyebutkan tentang peran guru dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi setelah saya membaca isi dari makalah kelompok, saya tidak menemukan materi atau penjelasan yang berhubungan dengan peran seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Bagaimana menurut kelompok, apakah ada penjelasan tentang peran guru dalam kegiatan pembelajaran atau tidak ada. jika ada mohon kelompok bersedia menjelaskannya.
Jawaban:
Karena di makalah tidak ada membahas tentang peran guru, maka kami akan menyebutkan apa saja peran guru dalam kegiatan pembelajaran. Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Guru Sebagai Pendidik
2.      Guru Sebagai Pengajar
3.      Guru Sebagai Pembimbing
4.      Guru Sebagai Pelatih
5.      Guru Sebagai Penasehat
6.      Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
7.      Guru Sebagai Model dan Teladan
8.       Guru Sebagai Pribadi
9.      Guru Sebagai Peneliti
10.  Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
11.  Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
12.  Guru Sebagai Pekerja Rutin
13.  Guru Sebagai Pemindah Kemah
14.  Guru Sebagai Pembawa Cerita
15.  Guru Sebagai Aktor
16.  Guru Sebagai Emansipator
17.  Guru Sebagai Evaluator
18.  Guru Sebagai Pengawet
19.  Guru Sebagai Kulminator


6.      Syifa Aulia (A1B110041)
Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai oleh pendidik dan peserta didiknya. Lantas, bagaimana menurut kalian jika adanya keterbatasan waktu dalam proses belajar mengajar, bagaimana cara kita sebagai "calon pendidik" untuk mengajar yang efektif dalam waktu pembelajaran yang tersedia terbatas sedangkan materi ajarnya banyak?
Jawaban:
Menurut kami, cara mengatasi terbatasnya waktu adalah dengan cara menggunakan media pembelajaran. Sebab alat/ media pembelajaran ini memiliki peranan yang besar dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Karena media pembelajaran berguna  dalam proses belajar mengajar diantaranya;
1.      Media Pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau hanya kata lisan)
2.      Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya;
·         kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, atau foto.
·         objek yang terlalu kompleks, dapat disajikan dengan model, diagram atau melalui program komputer animasi.
·         konsep yang terlalu luas (gempa bumi, gunung beapi, iklim, planet dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar dan lain-lain.
Dengan demikian, apabila pembelajaran memanfaatkan lingkungan sebagai  alat/ media pembelajaran dalam proses belajar mengajar maka peserta didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang materi yang didapatkan, sehingga besar kemungkinan dengan memperhatikan alat/ media pengajaran itu tujuan pembelajaran akan tercapai dengan efektif dan efisien.

7.      Muklis Dwi Putra (A1B110038)
 “Pendidikan seharusnya membangun kesadaran kritis, dan mampu menciptakan ruang untuk tumbuhnya resistensi dan subversi terhadap sistem yang dominan.”
Berdasarkan kalimat diatas, apa yang dimaksud dengan resistensi dan subversi?
“Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa.”
Apa maksud dari kalimat diatas? Mohon penjelasannya kawan-kawan!

1)      Resistensi diambil dari serapan bahasa inggris "Resistance" yang berarti menunjukan pada posisi sebuah sikap untuk berperilaku bertahan, berusaha melawan, menentang atau upaya oposisi pada umumnya sikap ini tidak berdasarkan atau merujuk pada paham yang jelas. Dan Subversi itu maksudnya gerakan dalam usaha atau rencana menjatuhkan kekuasaan yang sah di luar hukum undang-undang. Jadi, resistensi di sini adalah upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam menghadapi perkembangan zaman dan mempertahankan kearifan lokal, dan nilai-nilai holistic dan spirit pendidikan itu sendiri. Sedangkan subversi dalam pendidikan mungkin bisa diartikan sebagai gerakan dalam mengusahakan pendidikan itu.
2)      Maksudnya itu masih berupa asumsi lain atau dugaan lain yang dianggap benar. Jadi, kemungkinan teori ini tidak mengutamakan proses yang dimaksudkan tersebut. Dan yang pasti, teori sibernetik lebih mengutamakan belajar sebagai mengolah informasi.

8.      Lisa Wulandari (A1B110036)
Tujuan belajar dan kedudukannya dalam proses belajar mengajar, bolehkah sya meminta kalian memberikan penjelasan secara mudah mengenai dua hal tersebut?
Jawaban:
Tujuan belajar pada intinya adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Kedudukannya dalam proses belajar mengajar adalah  sebagai salah satu hal pokok yang harus diketahui dan disadari betul-betul oleh seorang guru sebelum mulai belajar. Tetapi kebanyakan tujuan pendidikan diberikan batasan resmi secara luas dan umum. Pendidikan umum misalnya ditentukan tujuannya secara luas dan umum di dalam undang-undang pokok pendidikan dan pengajaran.

9.      Hairunnisa Fitriani (A1B110026)
"bagi seorang behavioris, belajar pada dasarnya adalah menghubungkan sebuah respons tertentu pada sebuah stimulus yang tadinya tidak berhubungan"
kawan2 tolong berikan penjelasan pada kalimat diatas?
Jawaban:
Menurut Teori Behavioristik, apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan diukur. Yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respon. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

10.  Rusmaliana (A1B110028)
Menurut Thomas F. Station, faktor psikologis dalam belajar itu ada enam, yaitu motivasi, konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman, dan ulangan atau pengulangan.
yang ingin saya tanyakan, bagaimana peran seorang guru membuat siswa berkonsentrasi dan bereaksi? berikan contohnya!
Jawaban:
Sebelum membuat siswa berkonsentrasi dan bereaksi, guru harus memberikan motivasi terlebih dahulu kepada siswa. setelah siswa termotivasi siswa akan fokus terhadap pembelajaran (berkonsentrasi), setelah berkonsentrasi siswa akan bereaksi dan menanggapi apa yang dipelajarinya.

11.  Muliani Rahmah (A1B110048)
Sifat dasar manusia adalah lupa. Begitu juga dengan siswa, lupa dengan pembelajaran yang telah mereka pelajari. Menurut kalian bagaimana cara guru dalam melakukan pengulangan yang efektif agar siswa tidak mudah lupa dengan pelajaran mereka?
Jawaban:
Menurut kelompok kami, cara guru dalam melakukan pengulangan yang efektif terhadap siswa ialah dengan cara diberikan tugas yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Selain itu, guru juga melakukan tanya jawab singkat tentang pelajaran yang sudah dipelajari pada saat sebelum memulai pelajaran pada pertemuan selanjutnya.

12.  A Fazarudin Rizki (A1B110042)
"Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis. Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis"
Pertanyaan dari saya: seperti apa wujud instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis itu?
Jawaban:
Wujud instrument perubahan perilaku yang bersifat verbalistis berupa tes lisan. Sehingga dapat diketahui perubahan tingkah laku yang dilihat dari kata-kata yang diucapkan saat berkomunikasi dengan orang lain.

13.  Maulida Astuti (A1B110023)
Pada tujuan belajar, kalian mengatakan seorang ahli pendidikan lebih mengutamakan metode serta kondisi yang mempertinggi efesiensi belajar. Yang ingin saya tanyakan, menurut kalian metode dan kondisi yang bagaimana yang akan mempertinggi efesiensi belajar?
Jawaban:
Menurut kami metode yang mempertinggi efesiensi belajar adalah metode andragogy karena metode tersebut mengharuskan peserta yang aktif dan guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan kondisi adalah kondisi yang mendukung proses KBM, seperti ruangan yang nyaman, tenang, dan aman dari marabahaya. Selain itu, guru juga perlu menciptakan suasana yang menyenangkan.

14.  M. Maulana Fajarianto (A1B110015)
Bagi seorang penganut teori Gestalt, hakikat belajar adalah penemuan hubungan unsur-unsur di dalam ikatan keseluruhan.
Dari teori tersebut, bisakah kawan-kawan menjelaskan sedikit maksud dari teori tersebut.
Jawaban:
Kaum gestalt berpendapat, bahwa pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. Orang yang belajar, mengamati stimuli dalam keseluruhan yang terorganisasi, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah.
Belajar dimulai dari suatu keseluruhan. Keseluruhan yang menjadi permulaan, baru menuju ke bagian-bagian. Dari keseluruhan organisasi mata pelajaran menuju tugas-tugas harian yang beruntun. Belajar dimulai dari satu unit yang kompleks menuju ke hal-hal yang mudah dimengerti, deferensiasi pengetahuan dan kecakapan.
Keseluruhan memberikan makna kepada bagian-bagian. Bagian-bagian terjadi dalam suatu keseluruhan. Bagian-bagian itu hanya bermakna dalam rangka keseluruhan tadi. Individuasi bagian-bagian dari keseluruhan. Mula-mula anak melihat sesuatu sebagai keseluruhan. Bagian-bagian dilihat dalam hubungan fungsional dengan keseluruhan. Tetapi lambat laun ia mengadakan deferensiasi bagian-bagian itu dari keseluruhan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau kesatuan yang lebih kecil.

15.  Ahyan Puja Rahmani (A1B110021)
Pada bagian “a. pengertian belajar menurut Teori Behavioristik” paragraf ketiga terdapat pernyataan:
Ia (Walson) tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting. Menurut kelompok, adakah ciri bahwa seorang siswa telah mengalami perubahan mental?
Jawaban:
Perubahan tingkah laku (mental) akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas (Muhibbidin Syah, 2000:116) antara lain:
 a. Perubahan Intensional
Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.
 b. Perubahan Positif dan aktif
Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.
 c. Perubahan efektif dan fungsional
Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi.

16.  Agus Dina Wati (A1B110053)
Pada penjelasan "Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Dari definisi belajar tersebut maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud konkret atau tidak konkret." Yang masing saya belum mengerti, bagaimana wujud konkret atau tidak konkret tersebut?
Jawaban:
1)      Berwujud konkret:
Perubahan tingkah laku yang berwujud konkret adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati, misalnya  siswa yang dahulunya suka bertengkar sekarang akur dengan temannya.
2)      Berwujud tidak konkret:
Perubahan tingkah laku yang berwujud tidak konkret adalah perubahan, misalnya siswa yang dahulunya kurang semangat dalam mengikuti pelajaran, kini menjadi lebih semangat.

B.     Riview
Dengan motivasi, peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Pemberian motivasi yang tidak tepat bisa merusak perkembangan belajar siswa. Beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah antara lain: Memberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, Ego-involvement, Memberi ulangan, Mengetahui hasil, Pujian, Hukuman, Hasrat untuk belajar, minat, Tujuan yang diakui. Motivasi  yang baik adalah membangkitkan minat siswa, karena dengan minat akan tercipta anak didik yang cerdas dan kreatif. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
Pemahaman tidak hanya sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami." Maksud dari memanfaatkan di sini adalah setiap ilmu yang didapat, hendaklah dimanfaatkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar ilmu itu menjadi berkah dan bermanfaat baik bagi siswa maupun orang-orang yang ada di sekitarnya.
Stimulus artinya adalah dorongan atau rangsangan. Stimulus itu tidak harus berhubungan dengan kebutuhan biologis , tetapi stimulus juga berhubungan dengan meningkatkan probabilitas suatu respon, hukuman, Perlakuan guru terhadap murid-murid berdasarkan minat dan kesenangan mereka.
Hal terpenting dari belajar adalah pengalaman yang diperoleh bukannya nilai dari belajar tersebut. Contoh konkretnya adalah ketika mata kuliah sanggar sastra, kita membuat film singkat. Selain nilai yang kita dapat, kita juga memiliki pengalaman dalam membuat film.
Model yang paling tepat dalam pembelajaran adalah model pendekatan andragogy, karena model ini menggunakan metode siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
Cara mengatasi terbatasnya waktu adalah dengan cara menggunakan media pembelajaran. Sebab alat/ media pembelajaran ini memiliki peranan yang besar dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Karena media pembelajaran berguna  dalam proses belajar mengajar diantaranya;
3.      Media Pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau hanya kata lisan)
4.      Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,.
“Pendidikan seharusnya membangun kesadaran kritis, dan mampu menciptakan ruang untuk tumbuhnya resistensi dan subversi terhadap sistem yang dominan.” Resistensi di sini adalah upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam menghadapi perkembangan zaman dan mempertahankan kearifan lokal, dan nilai-nilai holistic dan spirit pendidikan itu sendiri. Sedangkan subversi dalam pendidikan mungkin bisa diartikan sebagai gerakan dalam mengusahakan pendidikan itu.
“Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa.” Maksudnya itu masih berupa asumsi lain atau dugaan lain yang dianggap benar. Jadi, kemungkinan teori ini tidak mengutamakan proses yang dimaksudkan tersebut. Dan yang pasti, teori sibernetik lebih mengutamakan belajar sebagai mengolah informasi.
Tujuan belajar pada intinya adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Kedudukannya dalam proses belajar mengajar adalah  sebagai salah satu hal pokok yang harus diketahui dan disadari betul-betul oleh seorang guru sebelum mulai belajar. Tetapi kebanyakan tujuan pendidikan diberikan batasan resmi secara luas dan umum. Pendidikan umum misalnya ditentukan tujuannya secara luas dan umum di dalam undang-undang pokok pendidikan dan pengajaran.
Menurut Teori Behavioristik, apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan diukur. Yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respon. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Sebelum membuat siswa berkonsentrasi dan bereaksi, guru harus memberikan motivasi terlebih dahulu kepada siswa. setelah siswa termotivasi siswa akan fokus terhadap pembelajaran (berkonsentrasi), setelah berkonsentrasi siswa akan bereaksi dan menanggapi apa yang dipelajarinya.
Cara guru dalam melakukan pengulangan yang efektif terhadap siswa ialah dengan cara diberikan tugas yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Selain itu, guru juga melakukan tanya jawab singkat tentang pelajaran yang sudah dipelajari pada saat sebelum memulai pelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Wujud instrument perubahan perilaku yang bersifat verbalistis berupa tes lisan. Sehingga dapat diketahui perubahan tingkah laku yang dilihat dari kata-kata yang diucapkan saat berkomunikasi dengan orang lain.
Metode yang mempertinggi efesiensi belajar adalah metode andragogy karena metode tersebut mengharuskan peserta yang aktif dan guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan kondisi adalah kondisi yang mendukung proses KBM, seperti ruangan yang nyaman, tenang, dan aman dari marabahaya. Selain itu, guru juga perlu menciptakan suasana yang menyenangkan.
Kaum gestalt berpendapat, bahwa pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. Orang yang belajar, mengamati stimuli dalam keseluruhan yang terorganisasi, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah.
Perubahan tingkah laku (mental) akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas (Muhibbidin Syah, 2000:116) antara lain: Perubahan Intensional, Perubahan Positif dan aktif, dan Perubahan efektif dan fungsional.
Perubahan tingkah laku yang berwujud konkret adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati, misalnya  siswa yang dahulunya suka bertengkar sekarang akur dengan temannya. Sedangkan yang berwujud tidak konkret adalah perubahan, misalnya siswa yang dahulunya kurang semangat dalam mengikuti pelajaran, kini menjadi lebih semangat.